Sabtu, 08 Maret 2008

Home Schooling


Berangkat dari banyaknya peristiwa penganiayaan yang dialami seorang siswa di sekolahnya, ternyata kejadian ini menjadi hal yang mengerikan para orang tua yang menyekolahkan anak mereka di sekolah konvensional atau formal. Intimidasi yang dilakukan teman atau bahkan guru sekalipun, membuat anak tidak kerasan belajar dan menjadi malas ke sekolah.

Tidak sedikit orang tua yang melirik sekolah rumah atau homeschooling (HS) sebagai media alternative untuk kegiatan menuntut ilmu buah hati mereka. homeschooling bisa menjadi pilihan bagi para orang tua yang ingin anak mendapatkan pengetahuan tanpa dihinggapi rasa takut sang anak akan menjadi korban kekerasan dan sebagainya di sekolah.

Atmosfer homeschooling berbeda dengan atmosfer sekolah normal. Di homeschooling atmosfer yang tercipta adalah nyaman, penuh kekeluargaan, dan kasih sayang.

Homeschooling memang pilihan jitu untuk mencegah praktik bullying. Pendekatan yang dilakukan kepada siswa pun lebih personal dan akrab. Karena itulah banyak siswa yang sebelumnya urung melanjutkan sekolah karena dilanda berbagai hal, menjadi lebih positif memandang kehidupan dan bertekad untuk lulus sekolah.

Berbeda dengan sekolah formal, homeschooling menyediakan berbagai pilihan. Di homeschooling milik kak Seto, misalnya ada tiga pilihan yang tersedia, yakni HS Tunggal yang berarti anak belajar sendiri dengan keluarga, sementara HS majemuk, beberapa keluarga berkumpul menjadi satu untuk sama-sama anaknya menimba ilmu. Terakhir, para homeschooler yang berkumpul disuatu tempat layaknya kursus, biasa disebut HS komunitas.

Siswa HKS berjumlah 80 orang tersebar di seluruh Indonesia. Bagi mereka yang berada di luar daerah, proses kegiatan belajar-mengajar dilakukan melalui layanan internet, pos maupun telepon.

Mengenai anggapan miring homeschooling yang dianggap membatasi kehidupan sosialisasi siswa, dibantah oleh kak Seto selaku pemilik HS. Dia mengatakan, justru di homeschooling siswa lebih banyak bergaul karena sering melakukan praktik langsung di lapangan. (Irma Fauziah)

Tidak ada komentar: