Selasa, 30 Desember 2008

Resonansi Diri

mengunci kehadiran cahaya
yang bersinar menyatu dengan cahaya
ku memuja dan terbuta
tak terdegar irama dunia yang menyapa
warna-warni kejora dan purnama
sempat merayu dengan indahnya
lalu ia memudar dalam pandang mata
aq yang merasa,
aq yang mencinta!

Kamis, 11 Desember 2008

chase

Senin, 03 November 2008

lirik lagu!!!



Malaikat Juga Tahu / Dewi 'Dee' Lestari

Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri

Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku yang sejati

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya

catatan kecil!!!


LAKSURI

kau selaksa laksuri dalam hidupku
beri ku bijak tentang hidup
menelusuri arah warna hidup ku
dalam halus hati mu yang ku rasakan
menangkap matamu yang selalu tersenyum
walau lara jiwa tak berdusta dalam hatumu
karena elok yang memebunkus ragamu
selalu menutup rasa itu dan terus begitu
buatlah ku selalu merasakan kaulah sahabatku
dalam mimpi yang selalu kukejar
cita yangmenggema dalam sadar
atau saatku berteman lara
dan bahagia bukan hanya cerita

Senin, 22 September 2008

Sabtu, 06 September 2008

KKS yang Indah!!

KKS yang Indah!!

catatan-catatan kecil



Manusia Hebat
menunduk mata ini,
tersadar!
manusia hebat ku jumpa dalam mata,
tanpa tongkat, ia berdiri,
tanpa air mata, ia berjalan,
membawa beban yang tak terbatas,
seperti bumi yang ia pijak,
seperti langit yang ia tatap.


Aq Rindu
aq rindu kabut yang menyejukkan
aq rindu embun,
yang menetes dari hijaunya daun
aq rindu langit biru,
dan bintangnya di malam hari
aq rindu tawa diantara kita,
aq rindu senyum kalian.


indahnya Indonesia
dari Rote hingga Miangas,
dari Sabang hingga Merauke,
begiru indah terangakai,
Soekarno - Hatta,
begitu Indah terukir,
sartu Nusa, satu Bangsa, satu Bahasa,
begitu Indah Indonesia-ku




Jumat, 02 Mei 2008

KARTINI

KARTINI, PEJUANG PENDIDIKAN DAN DEMOKRASI
“…coba katakan, Ni, kau tak pernah ceritakan padaku, kau mau jadi apa kelak?” sepasang mata yang besar menatap pembicara itu dengan herannya.
“ayo katakanlah” Si Jawa itu menggelengkan kepala dan menjawab pendek: “ Tak tahu!”. Tidak, memang ia tidak tahu, tak pernah ia memikirkannya, ia masih sangat mudanya dan tiada mempedulikan sesuatupun…”
Berawal dari percakapannya dengan gadis kulit putih, kawannya di sekolah rendah Belanda dahulu, Letsy. Ni, gadis berkulit cokelat yang masih bocah kala itu. Itulah penggalan surat yang ditulis kepada Nyonya Abendanon, sebuah percakapan yang menjadi pemacu semangat perjuangannya yang tak kenal lelah kelak. Raden Ajeng Kartini, atau Ni, dalam surat yang ditulisnya pada agustus 1900. Lahir 21 April 1879 di Jepara dari pasangan RM. Adipati Sosroningrat dan ngasirah.
Seorang keturunan dan penentang feodalisme, serta tumbuh dalm lingkungan yang sama. Feodal, sebuah kenyataan tradisi yang ia gugat dalam-dalam. Mengapa ia menggugat? Satu kenyataan yang begitu menentang arus, ningrat atas pribumi ingin mengubah tardisi feodal padahal ia hidup di antara megalomania.
“ orang-orang Belanda itu menertawakan dan mengejek kebodohan kami, tapi kami berusaha maju, kemudian mereka mengambil sikap menantang terhadap kami. Aduhai! Betapa banyaknya duka cita dahulu semasa masih kanak-kanak di sekolah; para guru kami dan banyak di antara kawan-kawan sekolah kami mengambil sikap permusuhan terhadap kami. Tapi memang tidak semua guru dan murid membneci kami. Banyak juga yang mengenal kami dan menyayangi kami, sam halnya murid-murid lain. Kebanyakan guru itu tidak rela memberikan angka tertinggi pada ank Jawa, sekalipun itu berhak menerimanya”
Pendidikan! Ya, pendidikan yang membuat ia mengubah tradisi, tepatnya diskriminasi pendidikan, seperti surat yang di tulis pada sahabat penanya, Estelle Zeehendelaar tersebut.
Memang pada masa itu gadis Jawa, Ningrat atau rakyat rendah sangat sulit untuk mengikuti pendidikan di sekolah karena sebuah tradisi. Seperti tulisannya berikut ini;
“ kasihan benar orang-orangtua yang bernasib buruk mempunyai anak-anak perempuan seperti kami. Kami berharap dan berdo’a, panjanglah usianya hendaknya dan semoga kelak mereka bangga kepada kami, sekalipun tiada kan berjalan di bawah payung keemasan yang berkilauan”
Tradisi diskriminasi pendidikan, membuat Kartini berjuang tanpa lelah. Ia ingin mengubah tradisi itu dengan pendidikan dan berjuang melalui pendidikan pula. Tapi apa daya pada saat usia 12,5 tahun ayah nya manarik ia dari sekolah dan menjalani pingitan. Namun perjuangan yang tak mengenal lelah, meski dalm “kurungan” ia tetap belajar dengan membaca majalah-majalah terbitan Belanda dan sesekali berdiskusi dengan ayah dan abangnya, Sosrokartono.
Semasa dalam kurungan ia begitu mempelajari dan mengenal adik-adiknya, yang setelah lama hidup berdampingan tapi terasa asing. Disinilah awal pertemuan dari oerassan kebebasan antara Kartini dan dua adiknya, Kardinah dan Rukmini. Tiga jiwa saudari ini lalu terkenal dengan istilah tiga serangkai. tiga jiwa yang begitu semangaat napas demokrasi yang lama didambakan.
Kartini begitu merasakan para pribumi yang hidupnya begitu miris, dan ia sangat bangga bila disebut bersama rakyatnya, meski hidup terpisah dengan mereka tapi hatinya berada dengan mereka dan jantungnya berdebar untuk mereka begitupun pikirannya yang diperas untuk mereka. seperti terungkap dalam suratnya kepada Estelle Zeehandelaar, 17 Mei 1902;
“ disebut bersama dengan rakyatku; dengnannyalah dia akan berad buat selama-lamanya! Aku sagat bangga, Stella, disebut dengan satu nafas dengan rakyatku “
Kutipan surat di atas bukanlah satu-satunya ungkapan perasaan cinta Kartini satu-satunya. Banyak kesaksian-kesaksian yang menyatkan rasa cinta yang begitu hebat kepada rakyatnya meski dalam tradisi yang begitu keras, membuat ia memang begitu sulit baginya untuk mengenal banyak rakyatnya. Tapi cinta yang begitu kuat membuat ia rela menderita dan sangat mengahargai rakyatnya.
Kartini pejuang Pendidikan dan Demokrasi Indonesia yang tak mengenal lelah dan begitu gigih dalam cita-citanya. Pendidikan, ia berjuang melawan tradisi diskriminasi pendidikan agar pendidikan yang begitu penting bisa dirasakan tanpa perbedaan apapun. Demokrasi, persamaan hak bukan berdasarkan warna kulit atau keturunan yang begitu didambakannya dalam perjuangannya.
tulah Raden Ajeng Kartini, seorang pejuang Pendidikan dan Demokrasi Indonesia, namanya begitu harum sampai kini. Putri bangsa, putri yang sejati, wanita yang begitu gigih demi kemerdekaan Indonesia yang sangat ia cita-citakan. Memang benar sebuah penggalan lirik ini “ ibu kita Kartini, putri sejati, harum namnaya…”

Senin, 10 Maret 2008

HIV / AIDS

HIV/ AIDS

Fenomena HIV/AIDS sejak awal kemunculan menjadi menarik perhatian dan menjadi perdebatan sejak awal epidemi ini ditemukan. Kasus AIDS pertama kali muncu di Amerika Serikat, pada tahun 1981. tapi apa itu HIV?AIDS itu sendiri dan bagaiman cara penularan virus tersebut?

HIV berarti Human Iimmunodeficienci Virus dan AIDS, Acquire Immunedeficiency syndrome. HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh pada manusia. Perbedaan antar HIV dan AIDS adalah seorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau gejala infeksi. Apabila gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau ‘penyakit HIV lanjutan’. ‘AIDS’ merupakan definisi klinis yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV.

Definisi AIDS, kadang tergantung pada tes laboratorium yang terdapat di negara-negara berkembang. Tapi orang yang terinfeksi AIDS yaitu, yang mempunyai sel CD4 dibawah 200, sel CD4 yaitu sel darah penyerang infeksi yang diserang dan dibunuh oleh HIV.

HIV adalah bagian dari kelompok virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti HIV ditemukan dalam lingkup luas primata non Manusia. lentivirus yang lain, diketahui secara kolektif sebagi virus monyet atau dikenal danagan SIV (simian immunodeficiency virus).

Lalu melalui apa HIV menular? HIV menular melalui hubungan sex tanpa Kondom, transfusi darah yang tertular HIV, alat suntik atau alat pengobatan yang sudah terinfeksi HIV, bayi yang menyusui melalui ibu hamil.

HIV tidak ditularkan melalui, air liur/ ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia, air kencing, sentuhan dengan orang yang terkena HIV, nyamuk dan serangga penghisap darah.

Sabtu, 08 Maret 2008

SIDE MUSIC PROJECT


Tahun 2007 ini, jadi suatu pembuktian bagi beberapa musisi untuk berunjuk gigi di luar band mereka. Ahmad Dhani sukses dengan Ahmad bandnya, pernah muncul di masa transisi DEWA19. begitupun Yovie widianto dengan the Nuno-nya, sukses menggarap proyek sampingan diluar KAHITNA.

Di tahun inipun salah satu founding father DEWA 19, Andra, membuat side music project dengan the backbone-nya. JAGOSTU, side band Eross Candra gitaris dan juga motor dari SHEILA ON 7. Krisna “ada band” dengan NEW SPECTRUM-nya. And thelast but not least The Rock, produk baru “Mr Arogan” Ahmad Dhani.

Andra and The Backbone.

“…sakit hatiku, remuk jantungku…” yupz, sobat JC pazti hapal dengan penggalan lirik “Musnah” dari Andra and The Backbone. Lagu yang menjadi first single Andra and The Backbone. Musik yang berbeda dengan apa yang dibuat Andra untuk DEWA 19, memang pertama terdengar memebosankan. Tapi inilah kunci musik Andra and The backbone di album pertamanya.

Dalam album ini Andra mengajak Stevie Item (gitar), anak dari gitaris Jazz handal Yopie Item dan juga sebagai additional player dari DEWA 19. untuk vokal ada Dedi Lisan, mantan wartawan yang menarik perhatian Andra. Dalam album ini, Andra mengajak Yoyo “Padi” untuk mengisi track drum di hampir seluruh lagu, kecuali perih yang diisi oleh Tyo Nugros.

Album yang berisi dua belas track plus satu track instrumental gitar surrender, yang mematenkan Andra sebagai pengagum dari Joe Satriani salah satu virtuosso gitaris dunia. Dari keseluruhan warna dalam album ini cenderung pop-rock alternativ bergaya Foo Fighter.

JAGOSTU

Jagostu side project dari gitaris dan drummer So7, Eross dan Bryan. Pada awalnya ide pembauatan album ini bukanlah sebagai band sampingan melainkan proyek solo dari Eross, karena banyak lagu Eross yang tak masuk dalam album So7. dalam album ini, Eross selain mengajak Bryan, ia juga mengajak Helmi, vokalis band ZEN, salah satu Dream Bnad dari Yogya, dan Alam teman nonkrong di studio.

“Ampun dj” yang dijagokan dalam album ini, terasa sangat liar dalam berlirik, namun masih bertaste So7 dalam musik, Begitupun “mau tak mau”. Dari keseluruhan Musik dan lirik yang dimainkan dalam album ini memang lebih liar dari album So7, tapi lagu yang dijadikan andalan di album ini masih bertaste So7.

Jagostu sendiri pada awalnya tanpa makna yang berarti, lalu Eross mengartikan dengan Jagoan Nomor Satu. Tapi ada arti singkatan lain yang cukup nakal dari Jagostu, Jaga-jaga kalo sheila tutup. Well shit, mudah-mudahan itu hanya candaan saja.

The Rock

Inilah Produksi baru dari Ahmad Dhani. Berbeda dengan side music project dari Andra, The Rock beranggotakan personil dari dari dua negara yang berbeda, Indonesia dan Australia. Selain Ahmad Dhani, Mark William, Zachari Haidee, Michael Bennet, Clancy Alexander Tucker yang asal Australia menjadikan The Rock berbeda dengan Band Indonesia lainnya.

Master Mister Ahmad Dhani, album pertama dari The Rock. Masih menggunakan sebagian lagu DEWA 19, seperti Arjuna yang berirama swing. Di album ini Dhani sepenuhnya sebagai Director dan produser, sedangkan personil The Rock lainnya mengikuti. Munajat Cinta, sebagai first single, langsung bisa diterima pendengar musik Indonesia. Musik dan lirik Munajat Cinta masih satu warna dengan DEWA 19, tapi album ini menampilkan musik yang berpariasi secara keseluruhan.

Krisna and new spectrum

Ini dia proyek solo Krisna “ada band” yang diberi nama New Spectrum. Dalam album ini Krisna vokalis-vokalis baru ataupun lama, seperti Ian Kasela, Aji Dygta Zacky Kapten. Kau buatku Menangis yang diisi vokal oleh Dudi The Nuno, masih berwarna ada band, hanya corak vokal yang lebih serak dari Doni. Dalam album ini ada satu lagu yang dinyanyikan oleh zacky Kapten Bersama Happi Salma, menarik bukan?.

Rahasia Indah yang diisi vokal oleh Ale, pendatang baru yang jadi second single, lagu yang paling beda dari album ini, terdengar catchi dan Fresh dari lagu-lagu Krisna lainnya.

Dalam album ini Krisna beratraksi lewat light overtunes yang menampilkan lagu-lagu lama ada band yang ngehits secara medley.

Home Schooling


Berangkat dari banyaknya peristiwa penganiayaan yang dialami seorang siswa di sekolahnya, ternyata kejadian ini menjadi hal yang mengerikan para orang tua yang menyekolahkan anak mereka di sekolah konvensional atau formal. Intimidasi yang dilakukan teman atau bahkan guru sekalipun, membuat anak tidak kerasan belajar dan menjadi malas ke sekolah.

Tidak sedikit orang tua yang melirik sekolah rumah atau homeschooling (HS) sebagai media alternative untuk kegiatan menuntut ilmu buah hati mereka. homeschooling bisa menjadi pilihan bagi para orang tua yang ingin anak mendapatkan pengetahuan tanpa dihinggapi rasa takut sang anak akan menjadi korban kekerasan dan sebagainya di sekolah.

Atmosfer homeschooling berbeda dengan atmosfer sekolah normal. Di homeschooling atmosfer yang tercipta adalah nyaman, penuh kekeluargaan, dan kasih sayang.

Homeschooling memang pilihan jitu untuk mencegah praktik bullying. Pendekatan yang dilakukan kepada siswa pun lebih personal dan akrab. Karena itulah banyak siswa yang sebelumnya urung melanjutkan sekolah karena dilanda berbagai hal, menjadi lebih positif memandang kehidupan dan bertekad untuk lulus sekolah.

Berbeda dengan sekolah formal, homeschooling menyediakan berbagai pilihan. Di homeschooling milik kak Seto, misalnya ada tiga pilihan yang tersedia, yakni HS Tunggal yang berarti anak belajar sendiri dengan keluarga, sementara HS majemuk, beberapa keluarga berkumpul menjadi satu untuk sama-sama anaknya menimba ilmu. Terakhir, para homeschooler yang berkumpul disuatu tempat layaknya kursus, biasa disebut HS komunitas.

Siswa HKS berjumlah 80 orang tersebar di seluruh Indonesia. Bagi mereka yang berada di luar daerah, proses kegiatan belajar-mengajar dilakukan melalui layanan internet, pos maupun telepon.

Mengenai anggapan miring homeschooling yang dianggap membatasi kehidupan sosialisasi siswa, dibantah oleh kak Seto selaku pemilik HS. Dia mengatakan, justru di homeschooling siswa lebih banyak bergaul karena sering melakukan praktik langsung di lapangan. (Irma Fauziah)

Resensi Film

AYAT-AYAT CINTA

Engkaulah perempuanku
Engkaulah takdirku…
Terima kasih Tuhan, untuk cinta sekali yang Kau berikan.

Inilah petikan syair dari novel best seler Ayat-Ayat Cinta, yang pada bulan ini filmnya diluncurkan.

Tentunya Inilah film yang di tunggu-tunggu para “movie mania”, Film yang berkisah tentang cinta Islami.

Tak kuasa menahan rasa haru. Keberhasilan mengadaptasi novel best seller 'Ayat-Ayat Cinta' karya Habiburahman El – Shirazy ke dalam sebuah film mewujudkan semua impian, film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini berkisah dari seorang pelajar Indonesia yang bersekolah S2 di Al Azhar, Mesir bernama Fahri bin Abdillah yang diperankan oleh Fedi Nuril. Ia merupakan pemuda yang sangat taat beragama, semua ajaran Islam ia pahami dengan sungguh-sungguh, hanya ada satu bagian yang ia tidak sentuh yaitu wanita, hal ini dilakukannya karena ia tidak memiliki punya kepercayaan diri jika berhubungan dengan wanita.

Wanita yang didekatnya saat ini hanyalah neneknya, ibunya dan saudara perempuannya. Tetapi tidak lama hal ini berubah setelah ia bertemu dengan Maria Girgis yang diperankan, Carissa Putri. Seorang wanita yang beragama Kristen yang juga mengagumi Islam dan sebenarnya ia juga mengangumi Fahri.

Tak bisa dipungkiri, hubungan mereka semakin dekat, tetapi hal ini tidak berjalan dengan mudah karena adanya wanita lain bernama Nurul yang diperankan Melanie Putria yang juga bersekolah di Al Azhar dimana Fahri juga menyukai wanita ini.

Dilanjutkan dengan munculnya Noura yang diperankan Zaskia Adya Mecca yang kelakuannya hampir merusak hidup Fahri karena menuduh memperkosanya. Belum selesai dengan hal ini, munculah wanita bernama Aisha yang diprankan oleh Rianti Cartwright yang juga menyukai Fahri. Kita akan banyak belajar dari film ini, bagaimana kita tetap “survive” di tengah masalah.

Lalu siapakah wanita yang akan dipilih Fahri? Bagaimana ia dapat menjalani hidupnya ditengah masalah yang menerpanya?

ta, menikah dan calon istri begitu besar memenuhi kepala ini.

“Kamu akan belajar banyak dari sini”, katanya, “sebelum kamu belajar hal yang lainnya”.

Entahlah, bagiku, sebuah rekomendasi buku, buku apa saja, rekomendasi dari mana saja sepanjang rekomendasi itu tidak murahan, membuatku mencari buku tersebut pada hari itu juga. Jadi ingat buku Memoir punya bung Hatta, setelah beberapa lama mendengar buku ini, 2 minggu yang lalu aku menemukannya di Senen, sayang versi Bahasa Inggris, yang membuatku mundur, dan kemudian penjual itu seakan-akan mengejekku, “belum lancar ya?’ hehe.

Ok, buku ini aku buka, aku baca dulu apa kata orang lain tentang buku ini, hmm, recommended banget rupanya. Lalu mulai baca biodata pengarangnya, ternyata Indonesia asli, hanya memang pernah tinggal di Mesir.

Bab-bab awal, penulis mencoba mengenalkan semua tokoh yang nantinya akan terlibat. Lumayan lambat dan bertele-tele sih diawalnya mungkin karena ingin mengemukakan semua hal diawal sih sehingga sebuah perjalanan untuk mengaji saja akan memakan 50 halaman. Tapi mungkin memang cerita ini harus bermula dari sini. Pertemuan tokoh utama yaitu Fahri dengan Maria, seorang Qibti yang hafal surat Maryam; dengan Alicia, wartawan Amerika yang karena dia Amerika tidak disukai di Mesir, sehingga lupa dia adalah perempuan yang harus dihormati yang akan menimbulkan konflik selama di Bus; dengan Aisha, wanita campuran Jerman dan Turki yang kaya raya yang nantinya akan jadi istrinya; semua ingin dijabarkan diawal. Jujur kejutannya sudah hilang, ketika semua tokoh perempuan muncul, hmm ini akan jadi cinta segilima ketika tokoh Nurul, putri Kiai besar di Jawa dan Nourma, wanita yang ditolong oleh tokoh utama, muncul.

Naif dan sederhana bagiku, tapi entahlah ada sesuatu yang menarik hingga tak bisa aku berhenti. Cerita mengalir indah, tapi mungkin karena penulis tahu anatomi masyarakat Mesir, kelemahan dan harga dirinya, ini mirip sebuah sajian antropologi Cliffort Geertz. Kita dibawa, seakan-akan menjelajahi sebuah masyarakat yang begitu dekat dengan hidup kita. Pengetahuan hadis dan ayat Alqurannya, membuatku merasa kecil hati, aku tak tahu apa-apa rupanya. Tapi yang tentang kesehatannya, hehe disini boleh nyombong, banyak yang salah dalam buku ini.

Ini tentang cinta, penuh, hampir satu buku. Tapi disini cinta itu terasa indah, romantis tanpa harus sevulgar novel Indonesia sekarang. Tentang cinta yang disandarkan pada Allah, dan Allah membalasnya dengan amat baik. (jadi ingat seorang teman, ketika dia bilang hanya akan menikah dengan orang yang bisa mencintainya karena Allah).

Ceritanya bergulir cepat. Fahri disini menjadi pria ideal. Dengan Alicia, wartawan dari Amerika itu, ia mencoba menjawab semua pertanyaan tentang Islam itu apa. Ia merangkum berbagai tulisan untuk menjawabnya. Dan setelah selesai, ia memberikan tulisan itu pada Alicia yang nantinya akan menerbitkannya di Amerika. Dengan Maria,
gadis qibti itu, mereka berteman dengan sangat baik, Fahri berusaha menjadi tetangga yang baik bagi keluarga Maria. Dan semua kebaikan itu, menimbulkan pesona yang percikan apinya menyentuh hati Maria. Dengan Nourma, ia menjadi pahlawannya. Ialah yang berani untuk menjauhkan Nourma dari orang tuanya yang galak, mencari tahu jati diri orang tua Nourma yang kemudian menyatukan Nourma dengan orang tua
kandungnya. Dengan Nurul, anak kiai besar di pulau Jawa, mereka tahu kemana akan saling meminta tolong jika diperlukan. Simpati itu timbul, dan bagi Fahri sendiri, nama Nurul mampu menggetarkan hatinya walaupun disatu sisi ia tahu ada perbedaan kufu dan perasaan rendah dirinya. Dengan Aisha, ia terlihat luar biasa dimata Aisha, kefasihannya,
kedalaman agamanya dan kemuliaan akhlaknya memikat hati Aisha. Di sini cinta bersemi, tetapi disini juga cinta menemukan pelabuhannya. Disini cinta tak menjadi murahan yang diobral setiap saat ketika sesuatu belum jelas halalnya. Fahri memiliki rencana dalam
hidupnya. Ditahun itu ia berniat menikah, tetapi ia akan membiarkan waktu mengalir dan biarkan Alloh yang menentukan takdirnya. Tiba-tiba Nurul memintanya untuk menghubungi seorang kenalannya. Keterbatasan waktu Fahri membuatnya tak bisa memenuhi dengan cepat. Disisi lain Fahri diminta guru ngajinya untuk menikah dengan seorang yang memintanya yang dikemudian hari baru diketahui bernama Aisha.

Disini cinta menemukan jawabannya, tapi disini pula cinta menemukan kesendiriannya. Menikah bukanlah sekedar mencari pilihan. Ia harusnya menjadi pertimbangan objektif bukan subjektif. Kriteria disusun terlebih dahulu, baru pilihan tiba. Seharusnya akal sehat yang bermain, sebab cinta lebih mudah tumbuh daripada karakter pribadi. Setelah mengetahui siapa wanita itu, Fahri masuk kedalam suasana untuk lebih mengetahui visi dan mimpi calon istrinya. Dan keajaiban cinta berbicara, tak ada satupun yang menghalanginya. Maka Khitbah dilakukan dan waktu pernikahan ditentukan.

Tetapi ada waktu yang tak pernah bisa diputar ulang. Kenalan Nurul datang beberapa jam sebelum akad, dan menanyakan bersediakah Fahri menikahi Nurul. Sebuah cobaan datang tepat dihari yang seharusnya bahagia itu. Kenapa terlambat? Kenapa hati yang tergetar hanya tuk satu nama itu terlambat mengetahuinya? Siapa yang salah? Pengecutkah Fahri dengan rasa rendah dirinya? Ada penyesalan hadir, andai waktu… Tapi Fahri tak mungkin mundur, Fahri tak mungkin mengkhianati perjanjian yang sudah dilakukannya. Tapi ternyata hati ini harus menangis.

Ada banyak hati yang patah, ada banyak hati yang menyesali kenapa waktu tak berpihak. Bagi Maria dan Nourma, pertanyaan yang tersisa adalah hanya menangisi yang tersisa. Kenapa bertepuk sebelah tangan? Bagi Nurul, waktulah yang disesalinya. Kenapa terlambat? Andai waktu bisa berputar balik. (sebuah pertanyaan dan permintaan yang sama padaku terjadi beberapa waktu lalu). Tapi jodoh adalah urusan-Nya, bukan milik kita. Lihatlah bagaimana mereka menyikapinya. Bagi Nurul, hidup harus berlanjut. Menikah bukanlah sebuah urusan yang bisa ditunda. Cinta itu tetap ada, tapi menghadapi realitas lebih penting lagi bagi jiwa matang yang menyandarkan cinta pada Sang Pemilik cinta. Nurul menerima lamaran dari pria lain, dengan keyakinan bahwa cinta adalah urusan-Nya, Dia akan menumbuhkan bunga lain ditaman hati jika Dia berkehendak. Bagi Maria, ini adalah kepedihan. Maria sakit, koma, yang hanya terobati oleh Fahri. Atas kebesaran jiwa Aisha, istri Fahri, Fahri akhirnya diizinkan menikah dengan Maria.

Sedangkan Nourma, ternyata ia hamil setelah diperkosa bapak angkatnya. Dan cerita mengalir menuju klimaks ketika Nourma menuduh Fahri memperkosanya. Tapi kebenaran itu milik Allah, jawaban itu pun muncul diakhir cerita. Fahri bebas, Nourma mengakui kebohongannya adalah usaha agar Fahri mau menikah dengannya. Lalu cinta itu apa? Pertanyaan itu masih tersisa dan mungkin kita punya jawabannya sendiri. Ia adalah sebuah hal abstrak, karunia-Nya agar kita tahu arti dari kasih sayang itu, agar hidup kita bisa selalu terpenuhi dengan senyum, ketika kebahagiaan itu muncul melihat wajah saudaramu, kekasihmu atau orang tuamu. Bahkan udara ini pun bukti cinta-Nya pada kita.

Ini harusnya bukanlah tentang apakah aku ridha terhadap keputusan-Mu, tapi tentang “Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha “.
(doa Muhammad di Thaif)

Laskar Pelangi

Filed Under (Resensi, Motivasi) by achmatim

Laskar PelangiIni kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong,
Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris
rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup
karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.

Pada hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-
satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah
murid baru sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah
pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu
mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. ”Mohon
agar anak saya bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada di
Bangka,” mohon sang ibu. Semua gembira. Harun, nama anak itu,
menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau
sepanjang beroperasi muridnya cuma sebelas.

Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong itu diangkat dalam
novel dengan judul ‘Laskar Pelangi’ oleh Andrea Hirata, salah satu
dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita
bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segala
keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing,
atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang
hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.

Kisah yang tadinya bukan untuk diterbitkan itu ternyata mampu
menginspirasi banyak orang. Seorang ibu di Bandung, misalnya,
mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebut
diangkat di Kick Andy karena anaknya yang membaca buku Laskar Pelangi
kini bertobat dan keluar dari jerat narkoba. ”Setiap malam saya
mendengar suara tangis dari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip,
dia sedang membaca sebuah novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia jadi
semangat untuk ikut rehabilitasi. Kini Niko berhasil berhenti sebagai
pecandu narkoba setelah membaca buku Laskar Pelangi,” ungkap
Windarti Kosasih, sang ibu.

Sementara Sisca yang hadir di Kick Andy mengaku setelah membaca novel
itu, terdorong untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yang
selama ini rusak. Begitu juga Febi, salah satu pembaca, langsung
terinspirasi untuk membantu menyumbangkan buku untuk sekolah-sekolah
miskin di beberapa tempat. ”Saya kagum karena anak-anak yang
diceritakan di buku itu penuh semangat walau fasilitas di sekolah itu
jauh dari memadai,” ujar Febi yang juga datang ke Kick Andy untuk
bersaksi.

Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya merupakan catatan
kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia selalu teringat
sahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang. Sebab tokoh
Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidup
dalam kemiskinan. Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda tua yang
saering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkan
harus melewati sungai yang banyak buayanya.

Sayang, cita-cita Lintang untuk bisa sekolah ke luar negeri, seperti
yang sering didorong oleh guru mereka, terpaksa kandas. Lintang
bahkan tak tamat SMP karena orangtuanya yang nelayan tidak mampu
membiayai. ”Lintang adalah sosok yang menginspirasi saya. Karena
itu, saya bertekad meneruskan cita-cita Lintang,” ujar Andrea, yang
sekian puluh tahun kemudian berhasil mendapat beasiswa sekolah ke
Sorbonne, Prancis.

Tim Kick Andy yang mendatangi kampung tempat SD itu berdiri, di
Belitong, berhasil ‘menemukan’ beberapa dari tokoh anak-anak di dalam
novel tersebut. Mereka kini sudah dewasa. Namun kenangan tentang masa
kecil itu sangat kuat membekas. Terutama pada ibu guru Muslimah yang
sangat mereka cintai. ”Buku Laskar Pelangi memang saya persembahkan
untuk Ibu Mus yang sangat tabah dan pantang menyerah dalam mendidik
kami,” ujar Andrea.

Maka sungguh menarik menyaksikan bagaimana Kick Andy mempertemukan
Andrea dengan Ibu Guru Muslimah di studio Metro TV. Apalagi ketika Bu
Mus membawa barang-barang yang mempunyai kenangan tersendiri bagi
Andrea dan teman-teman kecilnya dulu di kampung. Kenangan yang
diceritakan kembali oleh Andrea dengan jenaka. Juga termasuk darimana
Andrea mengambil nama yang dipakainya hingga sekarang ini.

Sungguh sebuah novel — yang diangkat dari kisah nyata — yang sangat
menggugah. Novel yang membuat siapa pun yang membaca akan merasa
bersalah dan berdosa jika tidak mensyukuri hidup. Itu pula sebabnya
sutradara Riri Reza dan Produser Mira Lesmana tertarik untuk
mengangkat kisah ini ke layar film.

BELAJAR Ber "DEMOKRASI"

Baliho bertebaran di pinggir jalan, spanduk, umbul-umbul serta stiker ikut pila meramaikan proses demokrasi, PILKADA, pemilihan kepala daerah tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota, memang menjadi satu wajah baru pesta demokrasi di era Reformasi. Tapi, benarkah PILKADA, menandakan bahwa demokrasi dan Politik di Indonesia sudah mencapai kedewasaan? Lalu, dampak apa yang timbul dari PILKADA ini, mensejahterakan atau sebaliknya?

Pemilihan kepala daerah atau PILKADA, salah satu pesta demokrasi baru yang diproduksi oleh era reformasi ini, telah dilakukan di ratusan kabupaten/kota dan beberapa propinsi di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, meski Undang-undang yang mengatur pelaksanaan PILKADA ini masih banyak kekurangan. Penyelenggaraan inipun tak selamanya lancar. Berakhir di pengadilan, konflik antar pendukung calon sering mewarnai saaat penyelenggaraan ini dilaksanakan, Mahkmah Agung pun tak jarang menjadi jadi jalan terakhir dalam menyelesaikan masalah ini.

Tingkat partisipasi politik yang tinggi masyarakat Indonesia yang konon Negara dengan demokrasi terbesar, tidak menjamin tingkat kedewasaan politik yang tinggi. Sering pendukung calon tidak bisa menerima hasil dari perolehan suara yang didapat oleh calon yang didukungnya, otomatis calon tersebut kalah. Dari kekalahan tersebut berbuntut kekecewaan, lalu mereka pun melampiaskan kekecewaanya denagan menyerang bahkan menghancurkan kantor KPUD setempat, dan tak jarang timbul tawuran antar pendukung calon yang berakibat perpecahan di masyarakat.

Konflik horizontal, satu hal yang sangat menakutkan memang menjadi momok yang negitu menyeramkan selain kerugian ekonomi. Beberapa tokoh Nasional bangsa ini sangat tidak ingin hal itu terjadi. Konflik horizontal bias saja terjadi jika konflik-konflik antar pendukung calon yang masih terjadi tidak bisa diredam atau diselesaikan oleh pemerintah. Konflik yang masih terjadi saat ini misalnya di Sulawesi Selatan yang bisa mengakibatkan Konflik yang berkepanjangan.

Salah satu keberhasilan suatu dari demokrasi adalah dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Sungguh miris, melihat empiris yang terjadi, PILKADA yang disebut sebagai proses demokrasi ternyata hany menjadi pesta penghamburan uang dari para calon yang ingin menjadi pemimpin di daerahnya. Selain itu juga APBD dari daerah pelaksan PILKADA pun ikut dikuras demi terlaksananya pesta ini. Lalu dimana kesejahteraan rakyat?