Selasa, 17 Februari 2009

RefleksiKota

Pagi itu daun tertegun, mencari temannya,
Si Tanah dan Embun
“ Tanahku, Embunku dimana kalian?”,
Lalu, mentari pun dating dan menyapa,
“ hei Daun! Dimana temanmu, si Tanah dan Embun?”
Daun hanya diam, Mentaripun kembali bertanya,
“ lalu siapa itu yang berdiri disana?”
Daunpun langsung terdiam, lalu ia berkata
“ouw mungkin mereka yang telah memakan tempat temanku Mentari!”
Merekapun saling memandang satu sam lain,
“ Batu-batu bertebaran, keringkan Embun Temanku yang bening,
Singkirkan Tanah Temanku yang subur”
Ucap Daun sambil meneteskan air mata.

PemimpinMudaIndonesiaversiPKS

Mungklin benar Lima belas tahun lalu Dewa 19 dalam Album Format Masa Depan, ada satu lagu yang berjudul sama dengan Album tersebut yang menyuarakan tentang bahwa pemuda patut untuk diberi kepercayaan untuk memimpin. Sepenggal Liriknya sebagai berikut:
“ permisi, kenangan masa lalu, beri kami, jalan kami. Kami hadir bawa inovasi, jangan rintangi kami lagi” lalu pada bait terakhir lirik tersebut sebagi berikut “…kami orang muda kaya akan obsesi, mobilitas tinggi, haus reformasi hakiki”
Empat tahun kemudian reformasi bergulir, dan lima belas tahun setelah lagu itu tepatnya, 20 november 2008 lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar sebuah acara yang bertajuk ‘100 Pemimpin Muda Indonesia’. Acara yang memberikan penghargaan kepada para anak Indonesia yang dianggap punya kontribusi terhadap negara dan bangsa ini, seperti; Tokoh lintas partai politik, seniman, Tokoh lintas Agama dan lain-lain. Iwan Fals, Ganjar Pranowo, serta Ikhwanul Kirom Mashuri mewakili tokoh muda di bidangnya masing-masing.
PKS merupakan sebuah partai yang bermetamorfosis dari partai Keadilan. Dideklarasikan di masjid al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 2002 lalu. Hidayat Nurwahid merupakan Presiden pertama Partai ini setelah berganti nama. Islam menjadi asas partai ini.
Pemberitaan media massa mengenai acara PKS ini cukup beragam. Semisal Republika. Republika adalah surat kabar nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas Muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se - Indonesia yang dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.
Secara ekplisit jelas surat kabar ini berideologi Islam, Berbeda dengan Koran Tempo, yang pertama klai terbit pada April 2001, setelah sebelumnya eksist dengan majalahnya. Surat kabar ini mempunyai ideology yang cenderung sekuler atau berhaluan umum.
Dalam memberitakan berita hal ini pun, kedua media tersebut ada kecendrungan berbeda. Hal ini yang akan diuraikan oleh penulis pada dalam tulisan ini.
Secara kasat mata perbedaan ideology kedua surat kabar ini sangat jelas terelihat. Tapi bagaimana surat kabar ini memberitakan acara tersebut melalui analisis framing Robert N entman untuk mengetahui bagiman pertimbangan redaksional dari kedua Koran tersebut dalam mengemas berita atau isu yang berkembang. Dan mengapa perbedaaan itu terjadi diantara kedua Koran tersebut?
Berita adalah satu hal yang bias dikemas secara berbeda, tapi pada dasarnya berita adalah merupakan laporan dari peristiwa. Peristiwa disini adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada gilirannya akan dilaporkan secar terbuka melalui media massa.
Dalam ilimu komunikasi sebagai payung dari dunia jurnalisme, sebenarnya ada dua cara pandang berbeda dalam melihat konsep yang bernama ‘berita’. Pertama, berita sebagai hasil konstruksi realitas dari suatu proses manajemen produksi institusi media cetak, surat kabar atu majalah. Konsep ytang kedua adalah berita esbagi hasil dari rekonstruksi realitas yang akan melibatkan produksi dan pertukaran makna.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa berita, yaitu analisis isi (content analysis), analisis bingkai (frame analysis), analaisis wacana (disccourse analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Semuanya memiliki tujuan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan target pelaku analisis. Pada saat ini penulis memakai metode Analisis Bingkai (Analysis Framing ), untuk mengetahui perbedaan cara pandang surat kabar dan penonjolan aspek-aspek berita di dalamnya.
Pertama. Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek yang lain. Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas, akibatnya ada aspek lain yang tidak mendapat perhatian yang memadai.
Kedua. Framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi tertentu dan melupakan sisi yang lain. Dengan menampilkan sisi tertentu dalam berita ada sisi lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam memahami realitas tidak mendapat liputan dalam berita.
Ketiga. Framing yang dilakukan media akan menampilkan aktor tertentu dan menyembunyikan aktor yang lain. Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan yang memfokuskan pada satu pihak, menyebabkan pihak lain yang mungkin relevan dalam pemberitaan menjadi tersembunyi
Beberapa data penulis temukan dalam studi teks yang telah dilakukan terhadap kedua surat kabar tersebut tersebut terhadap pemberitaan mengenai ‘100 Pemimpin Muda versi PKS’. Misalkan secara jelas Koran Tempo dalam beritanya mengutip sumber-sumber yang tidak setuju dengan award PKS tersebut. Seperti Fajrul Rahman Fajrul Rahman yang tidak setuju dengan acara PKS tersebut karena kecewa dengan PKS yang memasukan Soeharto sebagai guru bangsa dalam iklan politiknya seperti dalam kutipan berikut : “ ini penghianatan terhadap perjuangan reformasi”
Selain itu juga Koran Tempo menguitip pendapat dari sumber yang berbeda yaitu pengamat politik LIPI Syamsudin Haris tentang ketakutan PKS dalam pemilu 2009 nanti, juga menganggap hal ini sebagai tindakan bodoh yang dilakukan oleh PKS seperti dalam dua kutipan nberikut ini :
“ seperti kehabisan akal (mencapai target suara)”
“yang dilakukan hanya pembodohan public”
Penonjolan berita dalam Koran Tempo tersebut sangat kontradiktif dengan apa yang dimuat dalam Republika, secara keseluruhan tidak kutipan atau sumber yang menyatakan penolakan atau tidak setuju dengan hal ini. Republika mengutip pendapat dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang menyatakan bahwa pemuda harus menjadi ujung tombak majunya sebuah bangsa dan sudah saatnya mengambil peran dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa ini. Selain itu jug Republika mengutif pendapat dari Gubernur Jawa tersebut sebagai berikut
:“Bicara ideology, kesukuan dan perbedaan agama sudah selesai, diskusi yang belum selesai adalah bagaimana bangsa ini makmur dan sejahtera”
Perbedaan ini sangat terlihat jelas karena kedua harian ini mempunyai ideology yang berbeda. Republika secara histories bahkan sampai sekarang adalah media yang secara terang-terangan sebagi surat kabar Islami. PKS pun adalah partai politik yang berasaskan Islam dimana pasti Republika akan memberitakan sesuatu yang positif dan mengangkat citra PKS yang positif pula. terlebih antara Republika dan PKS mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan PKS dibanding dengan Partai politik yang berasaskan Islam lainnya.
Koran Tempo adalah surat kabar yang begitu ‘vulgar’ dalam pemberitaannya dan secara langsung bisa kita lihat. ‘vulgar’ dalam artian Koran Tempo selalu memakai kata-kata yang cenderung provokativ terhadap apa yang berbeda atau sesuatu yang mereka setujui. Maka secara genealogis ataupun saat ini Republika dan Koran Tempo, sangat jelas berbeda dalam memandang berita ‘100 Pemimpin Muda Indonesia’

Selasa, 30 Desember 2008

Resonansi Diri

mengunci kehadiran cahaya
yang bersinar menyatu dengan cahaya
ku memuja dan terbuta
tak terdegar irama dunia yang menyapa
warna-warni kejora dan purnama
sempat merayu dengan indahnya
lalu ia memudar dalam pandang mata
aq yang merasa,
aq yang mencinta!

Kamis, 11 Desember 2008

chase

Senin, 03 November 2008

lirik lagu!!!



Malaikat Juga Tahu / Dewi 'Dee' Lestari

Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri

Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku yang sejati

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya

catatan kecil!!!


LAKSURI

kau selaksa laksuri dalam hidupku
beri ku bijak tentang hidup
menelusuri arah warna hidup ku
dalam halus hati mu yang ku rasakan
menangkap matamu yang selalu tersenyum
walau lara jiwa tak berdusta dalam hatumu
karena elok yang memebunkus ragamu
selalu menutup rasa itu dan terus begitu
buatlah ku selalu merasakan kaulah sahabatku
dalam mimpi yang selalu kukejar
cita yangmenggema dalam sadar
atau saatku berteman lara
dan bahagia bukan hanya cerita

Rabu, 01 Oktober 2008